Menengok Pendidikan Ponpes Modern Daarul Muttaqien; Sehari-hari, Santri Berbahasa Arab dan Inggris
TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Daarul Muttaqien yang berdiri sejak 23 Juli 1989 atas gagasan almarhum KH. Ahmad Shonhaji Cholili terus menunjukkan perannya.
Sebagai lembaga pendidikan Islam modern, Ponpes ini menekankan penguasaan bahasa, kedisiplinan, serta pembentukan karakter kepemimpinan.
Sejak awal, Ponpes Daarul Muttaqien dibangun dengan prinsip bahwa setiap santri harus tumbuh sebagai pribadi yang mampu memimpin dirinya sendiri dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
"Sebagai pesantren modern, Daarul Muttaqien menerapkan penggunaan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari kepada para santri," ujar Ustadz Andi Abdurrahman selaku Kepala Madrasah.
Disiplin berbahasa ini menjadi ciri khas yang membedakan Daarul Muttaqien dari lembaga pendidikan lainnya.
Selain itu, pembinaan kepemimpinan santri dilakukan melalui organisasi IKSDAM (Ikatan Santri Daarul Muttaqien) sebagai wadah kaderisasi yang terstruktur.
Seperti diketahui, Daarul Muttaqien memiliki dua pusat pendidikan. Kampus 1, berlokasi di Jl. Raya Mauk KM 7 Cadas, Tangerang, menaungi jenjang MTs dan MA.
Sementara Kampus 2, di Jl. Raya Cadas Kukun, Pasar Kemis, menyelenggarakan pendidikan SMP dan SMA.
Seluruh satuan pendidikan berada di bawah pembinaan keluarga besar pesantren, yang kini diteruskan oleh putra pendiri, yakni KH. Ainul Haq Shonhaji dan KH. Lailul Qodar Shonhaji.
Selama lebih dari tiga dekade, Daarul Muttaqien telah melahirkan alumni yang berkiprah di berbagai bidang strategis.
Di antaranya ada alumni yang kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Bahasa Arab di salah satu Universitas terkemuka. Alumni yang memimpin pondok pesantren ada pula yang berprofesi sebagai penceramah di berbagai daerah serta banyak yang sukses menjadi pengusaha, pendidik, tokoh masyarakat dan profesional lainnya.
Keberagaman kiprah alumni tersebut menunjukkan kuatnya pondasi keilmuan, akhlak, dan disiplin yang dibangun selama mereka menempuh pendidikan di pesantren.
Ustadz Andi Abdurrahman menegaskan bahwa Ponpes Daarul Muttaqien akan terus menjaga tradisi unggulannya. “Kami ingin santri tumbuh sebagai pribadi berakhlak, cerdas, disiplin dan siap mengabdi di berbagai ruang pengabdian masyarakat,” ujarnya saat ditemui di Pesantren, Rabu 3 Desember 2025.
Sementara itu, salah satu alumni yang kini aktif di dunia politik dan organisasi nasional seperti KNPI, ICMI dan WJI Eka Sartika Dewi, S.Sos.I., M.Si., menyampaikan, di Daarul Muttaqien melalui program muhadhorohnya, diajarkan pidato menggunakan tiga bahasa yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
"Disinilah terbentuk public speaking yang terlatih. Melalui organisasi IKSDAM terbentuk pula public relations yang baik sehingga ketika santri lulus dari Pesantren dan terjun ke dunia kampus itu sudah tidak kaget lagi."ujarnya.
Ketua Forsamik Kabupateb Tangerang ini juga menambahkan bahwa didikan Daarul Muttaqien bukan hanya membentuk kecerdasan dan kedisiplinan, tetapi juga menanamkan keberanian untuk tampil, berkontribusi, dan menjaga integritas di ruang publik.
Ananta/TiMS
