Pasutri di Kresek Tangerang Punya 11 Anak; Rumah Sempit, 3 Anak Terpaksa Numpang Tidur Rumah Orang
TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Kondisi pasangan suami istri (pasutri) Ja'i (45 tahun) dan Amah (41 tahun) sungguh memprihatinkan. Pasutri yang tinggal di Kampung Tengger, RT001/01 Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang ini tinggal di rumah sempit yang hanya berukuran 6x7 meter.
Rumah mungil itu dihuni oleh 11 orang, terdiri dari Ja'i dan istrinya Amah serta 9 anaknya.
Sebenarnya, pasutri ini punya 11 anak. Tapi ada dua anak perempuannya yang sudah menikah dan tinggal dengan suaminya diluar kota.
"Dulu, waktu dua anak saya belum nikah, rumah saya ini isinya 13 orang. Kalau sekarang 11 orang, termasuk saya dengan istri," ungkap Ja'i saat ditemui Infoterbit.com di rumahnya, Selasa 1 Juli 2025.
Meski jumlah penghuninya sudah berkurang dua orang, tapi rumah kecil itu tetap saja tidak bisa menampung 11 orang, terutama saat tidur malam.
Rumah itu punya teras yang kecil, di dalamnya hanya ada 2 kamar, ruang tamu dan dapur. "Kalau malam, ada anak-anak yang tidur di kamar, ada yang di ruang tamu, berdesak-desakan," kata Ja'i.
Kondisi ini membuat tiga anaknya yang sudah mulai beranjak remaja terpaksa menumpang ke rumah orang lain kalau mau tidur malam. "Kadang tidur di rumah kawannya, kadang di rumah tetangga. Sebenarnya saya sedih, tapi mau gimana lagi, rumah saya tidak muat menampung semua anak, apalagi kalau mau tidur malam," tuturnya.
Penghasilan Rp20 Ribu per Hari
Yang lebih membuat prihatin, kondisinya ini diperparah dengan ekonomi keluarganya yang kurang baik.
Ja'i tidak punya pekerjaan tetap, kerjanya serabutan dan tidak menentu. Tapi yang rutin, dia buruh mencari rumput untuk pakan ternak milik tetangganya dengan upah yang didapat hanya Rp20 ribu per hari.
Amah Istrinya pun tidak kerja, hanya ibu rumah tangga biasa. Yang menyedihkan, untuk mencukupi kebutuhan hidup, tak jarang Amah harus keliling dari rumah ke rumah untuk meminta belas kasih orang lain.
"Saya terpaksa meminta-minta ke rumah-rumah orang dari pagi sampai sore demi bisa beli beras dan lauk-pauk untuk keluarga," katanya.
Meski demikian, pasutri Ja'i dan Amah tak putus harapan menjalani hidup. Dia tetap bersyukur ditengah keterbatasan ekonomi. "Alhamdulillah, disyukuri saja. Meski makan seadanya, tapi anak-anak sehat semua," ujar Amah.
Ananta/TiMS