Hingga Usia 10 Tahun, Nisah Asal Desa Kronjo Belum Pernah Mengenyam Bangku Sekolah
TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Kondisi Siti Nisah, bocah asal Kp. Kronjo Pontang, RT 005/02, Desa/Kec. Kronjo, Kabupaten Tangerang yang mengalami gangguan pertumbuhan badan sungguh memprihatinkan.
Sebab, hingga usianya kini menginjak 10 tahun, selain belum bisa berjalan, dia juga sama sekali belum pernah mengenyam bangku pendidikan di sekolah. Padahal, jarak rumahnya hanya 5 meter dari sekolah SDN 1 Kronjo.
Samkah, sang ibu membenarkan anaknya hingga kini belum pernah sekolah. "Dia malu mau sekolah, Pak. Takut diejek gak bisa jalan, makanya sampai sekarang belum sekolah," ujarnya saat ditemui Infoterbit.com di rumahnya, Minggu 2 November 2025.
Seperti diberitakan sebelumnya, hingga usianya menginjak 10 tahun, Nisah belum bisa berjalan. Untuk bergerak, dia harus menggunakan bangku kayu kecil yang dilapisi karet bekas ban agar sakit saat diduduki.
Saat Infoterbit mengunjunginya, Minggu sore 2 Oktober 2025, Nisah sedang berada di ruang tamu sambil duduk di bangku kecil itu.
Menurut keterangan Samkah, ibunya, sejak lahir, tanda-tanda gangguan pertumbuhan badan itu mulai nampak.
Meski tangan dan kakinya bisa digerakkan, namun sulit untuk diluruskan. "Jadi, sehari-hari, posisi tangan dan kaki Nisah menekuk, tidak bisa diluruskan," ujar Samkah bersama suaminya Ahmad Holid.
Dijelaskan Ahmad Holid, ayah Nisah, meski anaknya tidak sekolah, tapi dia sebisa mungkin mengajarkan anaknya belajar membaca dan menulis.
"Sekarang dia sudah bisa menulis huruf-huruf, tangannya bisa memegang pulpen, tapi ya kesulitannya tanganya itu sulit diluruskan, katanya sakit," ungkap Ahmad Holid.
Pekerjaan dirinya dan istri sebagai penjual makanan di sekolah membuatnya kesulitan membawa anaknya berobat yang lebih intens. Apalagi, Nisah tidak punya BPJS.
"Kadang, kalau sedang jualan di sekolah, saya suka iri lihat teman-teman seusia anak saya Nisah begitu ceria, berlari kesana-kemari. Sementara, anak saya sampai usia 10 tahun belum bisa berjalan dan belum sekolah," ujar sang ibu, Samkah sambil menahan air mata.
Samkah pernah membawa Nisah berobat ke bidan setempat. Tapi oleh bidan cuma diminta untuk rutin minum susu. Selain ke bidan, dia belum pernah membawa anaknya berobat ke rumah sakit atau klinik pengobatan lain.
"Kami tidak punya uang untuk berobat, Nisah juga belum punya BPJS. Sementara, untuk membeli susu secara rutin juga tidak mampu kami lakukan karena tidak ada uang. Untuk makan sehari-hari saja kami kesulitan," ujar Samkah.
Sehari-hari, Samkah dan suaminya Ahmad Holid hanya berjualan makanan ringan di sekolah SD yang tak jauh dri rumahnya.
Mereka berharap, anaknya mendapat pengobatan yang layak agar pertumbuhan anaknya normal, layaknya anak-anak seusianya.
"Sampai sekarang, Nisah ya begini saja, tidak sekolah dan tidak bisa bermain dengan teman-teman seusianya. Paling dia hanya berman dengan dua adiknya di rumah," ujar Samkah.
Ananta/TiMS
