HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Dulu Kerja Serabutan, Kini Pria Asal Desa Tamiang Gunung Kaler Ini Sukses Budidaya Nila


TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Susanto dulu dikenal sebagai pekerja serabutan. Namun, minatnya pada budidaya ikan sangat kuat.


‎Akhirnya, beberapa tahun lalu, pria asal Kp. Genggong RT 005/01 Desa Tamiang, Kecamatam Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang mulai menekuni budidaya ikan.


‎Pertama kali mencoba yakni membuat kolam untuk pembesaran ikan lele. Meski  berjalan, namun usaha itu tidak seperti yang diharapkan. Usaha itu pun tidak berlanjut.


‎"Modal untuk pakan lele cukup besar. Selain itu, hasilnya tidak sesuai dengan pengeluaran," ujar pria berusia 37 tahun itu.



Meski begitu, kecintaannya terhadap dunia budidaya ikan membuatnya kembali menekuni bidang ini.


‎Dia lantas membudidayakan ikan mujahir. Bekas kolam lele dipakai untuk beternak mujahir. Ada dua jenis yang diternak yakni mujahir hitam dan nila.


‎Dari situlah usahanya mulai bergerak naik. Susanto melayani penjualan bibit ikan nila, dari mulai ukuran sebesar batang rokok hingga dua jari.


‎"Kami punya indukan baik nila maupun mujahir hitam yang setiap sebulan sekali menghasilkan ribuan anakan," ujar alumni SMA Mutiara Bangsa, Selasa 4 November 2025.


‎Dengan sistem pemasaran dari mulut ke mulut hingga memanfaatkan media sosial, usaha pembibitan ikan mujahir milik Susanto mulai dikenal luas. Dia mengaku tidak kesulitan pemasaran. Justru sering kekurangan stok bibit.


‎Saat ini dia punya 9 kolam untuk pembibitan dan 2 kolam pembesaran. Kolam-kolam itu terdiri dari kolam bundar bioflok dan kolam terpal. Setiap hari, kolam-kolam itu dirawat oleh dirinya dibantu sang adik.


‎Pemantauan yang ketat yakni soal kualitas air. Sebab, di daerah Tamiang itu air tanahnya banyak mengandung besi.

‎"Selain kualitas air yang bersih, manajemen pakan juga harus tepat dan faktor-faktor lingkungan lainnya juga harus diperhatikan," ungkap Susanto.


‎Meski belajar budidaya ikan secara otodidak, Susanto telah membuktikan bahwa dirinya kini bisa berhasil menjadi pengusaha bibit ikan mujahir. Kuncinya, terus belajar dan mencari sumber referensi yang berkaitan dengan budidaya mujahir.


‎Meski hingga kini budidaya yang dilakukan belum pernah dilirik oleh Pemerintah Desa Tamiang, Kecamatam Gunung Kaler maupun pihak-pihak terkait, namun hal itu tak jadi masalah maupun kendala buat Susanto.


‎"Padahal budidaya ikan yang saya lakukan ini telah dikenal di berbagai daerah di luar Desa Tamiang. Tapi kita memang belum pernah mendapat pembinaan apapun baik dari pihak desa, kecamatan, maupun dinas terkait," katanya.


‎Ananta/TiMS



Posting Komentar