HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Kapal Nelayan Asal Pagedangan Ilir Dihantam Badai Hingga Tenggelam, Ketua HNSI H. Abudin: 8 ABK Selamat


TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Musibah laut terjadi. Kapal nelayan di Desa Pagedangan Ilir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang dihantam badai saat melaut hingga menyebabkan kapal tenggelam.


‎Kini, ke-8 ABK itu dengan didampingi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Ranting Kronjo sudah kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi selamat.


‎Ketua HNSI Kabupaten Tangerang, H. Abudin mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Selasa siang 7 Oktober 2025 sekitar pukul 11.00 Wib.


‎"Kami begitu mendapat kabar musibah yang menimpa nelayan langsung memerintahkan HNSI Ranting Kronjo untuk melakukan pendampingan," ujar H. Abudin, Rabu 8 Oktober 2025 di sekretariat HNSI didampingi Sekretarisnya, Khaerus Gama.


‎Sementara, Ketua HNSI Ranting Kronjo Ahmad Rifai bersama Ketua Rukun Nelayan Pagedangan Ilir, Eris, langsung bergerak cepat mendampingi korban.


‎Organisasi yang menaungi nelayan itu juga langsung menyambangi rumah para nelayan korban badai dan memberi bantuan sembako untuk meringankan beban mereka.


‎"Kami juga sudah berkoordinasi ke berbagai pihak agar para nelayan mendapat bantuan. Kini mereka tidak bisa melaut akibat kapalnya rusak," ujar Rifai.


‎Kisah Pilu Nelayan Dihantam Badai

‎Sementara, Kusen, nahkoda KM Gunung Jati GT 3 menjelaskan, dia bersama 7 anak buah kapal (ABK) berangkat melaut dari Kronjo sekitar pukul 04.00 Wib pada Selasa 7 Oktober 2025.


‎Sepanjang perjalanan mencari ikan ke arah Pulau Laki-Pulau Lancang, cuaca memang buruk. Mendung yang tebal disertai tiupan angin kencang serra gelombang laut yang tinggi membuat kapal terombang-ambing.


‎Tapi dalam situasi itu, dia bersama para ABK tetap melanjutkan mencari ikan. "Sesampai di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, tiba-tiba lambung kapal pecah dan air masuk ke dalam kapal," kata Kusen.


‎Padahal, saat itu air laut tenang dan angin juga tidak kencang pasca terjadinya badai. "Mungkin karena sebelumnya kapal kami dihantam badai, jadi dampak kerusakannya baru terasa saat itu," ungkapnya.


‎Dalam situasi kapal yang rusak, Kusen bersama 7 ABK nya berusaha menambal lambung kapal yang jebol menggunakan baju dan celana yang mereka pakai.


‎Di sisi lain, sebagian ABK menguras air laut yang masuk kapal. Kusen sendiri tetap memegang kendali stir kapal dan mengarahkannya menepi atau mencari daratan terdekat.


‎"Alhamdulillah, kami berhasil sampai ke tepian Pulau Lancang untuk menyelamatkan diri. Dan, di saat itulah kapal kami juga tidak lagi kuat menahan air laut yang masuk, ditambah tenaga ABK yang sejak awal kecelakaan terus kerja menguras air, akhirnya kapal kami tenggelam," ungkap Kusen.


‎Namun, seluruh ABK selamat dan bertahan di pinggiran Pulau Lancang sambil menunggu pertolongan kapal yang lewat.


‎Tak lama kemudian, kapal nelayan ada yang melintas dan Kusen bersama 7 ABK diantar ke Pagedangan Ilir, Kronjo.


‎Ananta/TiMS


Posting Komentar