HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Kisah Pilu Samir, Anak TKW Kronjo Jadi Perhatian Khusus FPMI Banten: Pemerintah Harus Hadir


TANGERANG, INFOTERBIT - Forum Perlindungan Migran Indonesia (FPMI) Provinsi Banten menaruh perhatian khusus terhadap kisah hidup anak pekerja migran/TKW bernama Samir Iqbal.


‎Samir tinggal sebatang kara bersama neneknya Tunah di Kp. Kronjo Pontang, Desa/Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Ayahnya warga negara Pakistan dan tidak lagi mengurus Samir. Sedangkan ibunya, Darwi menikah lagi tanpa membawa Samir tinggal bersamanya.


‎Ketua FPMI Banten, Marnan Sarbini mengatakan, UU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI) Nomor 18 Tahun 2017 memberikan perlindungan kepada pekerja migran dan keluarganya.


‎"PMI atau TKW dan keluarganya harus mendapat perlindungan dari Pemerintah, mereka harus mendapat hak sosial, jaminan serta pemenuhan hak lain bagi keluarga, termasuk rehabilitasi dan reintegrasi sosial," tegas Marnan, Rabu 17 Desember 2025.


‎Namun, kata Marnan, setelah dia membaca kisah anak TKW bernama Samir Iqbal di Infoterbit.com, dia menilai, pemerintah belum sepenuhnya hadir memberi hak-hak sosial baginya.


‎"Bayangkan, ibunya dijului Pahlawan Devisa Negara, tapi anaknya Samir terlantar dan hanya diasuh neneknya dengan kondisi yang terbatas, karena sang nenek hanya kerja mencari rongsokan," ungkap Marnan seraya mengatakan, kisah hidup Samir cukup miris dan mengundang kepiluan.


‎Kata Marnan, kisah yang dialami Darwi, ibu Samir, cukup banyak terjadi. Wilayah Kronjo, salah satu kecamatan di Kabupaten Tangerang menjadi salah satu penyumbang pekerja migran terbanyak diantara daerah-daerah lain di Provinsi Banten.


‎Mayoritas mereka berangkat jadi TKW secara nonprosedural alias ilegal. Akibatnya, banyak yang mengalami kendala di negara dimana dia bekerja, terutama di negara-negara Timur Tengah.


‎"Kondisi ini membuat keluarnya di Indonesia terlantar, ikut menanggung kesulitan. Alih-alih ingin merubah nasib, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Apalagi seperti kasus yang dialami Ibu Darwi yang nikah siri dengan pekerja migran asal Pakistan, yang jadi korban adalah anak dilahirkan tanpa pernah tahu siapa bapaknya," kata Marnan.


‎Marnan Sarbini berharap, Pemerintah hadir untuk melakukan pendampingan terhadap pekerja migran dan keluarganya, terutama yang mengalami persoalan di negara tempatnya bekerja.


‎Seperti diberitakan sebelumnya, kisah pilu dialami oleh seorang anak tenaga kerja wanita (TKW) bernama Samir Iqbal. Bocah berusia 8 tahun ini tinggal bersama Neneknya Tunah di Kp. Kronjo Pontang, Desa/Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.


‎Samir adalah anak pasangan Neveed Iqbal-Darwi. Ayahnya Neveed Iqbal berkewarganegaraan Pakistan. Sedangkan ibunya, Darwi, asal Kronjo, Kabupaten Tangerang.


‎Dulu, mereka berdua sama-sama kerja di Jeddah Arab Saudi dan menikah siri disana hingga mereka punya anak, Samir Iqbal pada tahun 2017.


‎Ahmad Holid, Paman Samir bercerita, Darwi mengandung dan melahirkan Samir di Jeddah Arab Saudi. Empat bulan setelah melahirkan, Darwi memutuskan untuk pulang ke Indonesia bersama Samir yang saat itu berusia 4 bulan. Sedangkan suaminya, Neveed Iqbal tidak ikut ke Indonesia dan memilih kerja di Arab Saudi.


‎"Kebetulan wakti itu ada 'pemutihan' dari Pemerintah. Dia kan waktu itu TKW kaburan, jadi takut kalau harus kucing-kucingan di Arab Saudi. Akhirnya, lewat proses 'pemutihan', Darwi dan Samir berhasil pulang," kata Ahmad Holid bercerita kepada Infoterbit.com, Rabu 17 Desember 2025.


‎Namun, kepulangan Darwi ke kampung halamannya di Kp. Kronjo Pontang, Desa/Kecamatan Kronjo ternyata tidak lama. Hanya selang beberapa bulan, Darwi kembali ke luar negeri menjadi TKW.


‎Alasannya saat itu, dia kesulitan ekonomi sehingga harus kerja demi menghidupi anaknya, Samir. "dia memutuskan untuk kembali kerja jadi TKW, tapi bukan ke Arab Saudi lagi, melainkan ke negara Qatar," kata Ahmad, Rabu 17 Desember 2025.


‎Tahun 2018, Darwi berangkat ke Qatar. Sementara Samir dititipkan ke ibunya, Tunah. Sejak itu, bocah yang kini sekolah SD itu pun tinggal dengan neneknya, Tunah yang sehari-hari kerja mencari rongsokan barang bekas.


‎Untuk kebutuhan sehari-hari Samir, Darwi yang menjadi asisten rumah tangga di Qatar rutin mengirim uang. Sementara, ayah kandung Samir, Neveed Iqbal sama sekali tidak pernah berkirim uang.


‎Padahal sebelumnya, ketika Samir berusia hingga satu tahun, Neveed masih rutin mengirim uang. Tapi setelah itu, jangankan kirim uang, komunikasi pun terhenti karena nomor teleponnya sudah tidak aktif lagi. "Sampai sekarang, Darwi putus kontak denfan Neeved Iqbal, ayah Samir," ungkap Ahmad.


‎Setelah menyelesaikan kontrakya di Qatar, tahun 2021, Darwi pulang ke Indonesia. Wanita yang kini berusia 43 tahun itu pun memutuskan untuk menikah lagi dengan pria asal Tanara, Serang.


‎Meski Darwi sudah kembali berkeluarga, namun Samir ternyata masih tetap tinggal di rumah neneknya.


‎Ananta/TiMS

Posting Komentar