HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

DPKP Kabupaten Tangerang Cek Inovasi Pompanisasi di Desa Pagedangan Udik Kronjo


TANGERANG, INFOTERBIT - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang mengunjungi petani di Desa Pagedangan Udik, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Senin 24 November 2025.


‎Dalam kunjungan, Tim DPKP dipimpin Kepala Bidang (Kabid) Sarana Prasarana dr. Agus Husen didampingi Penyuluh Pertanian Suherman dan disambut oleh Kepala Desa Pagedangan Udik, Astri Apriyanti, S.Pd., S.IP dan segenap perangkat serta kelompok tani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di desa itu.


‎Dalam kunjungan itu, dr. Agus Husen mengecek saluran irigasi di desa itu yang kondisinya tidak berfungsi karena minimnya pasokan air dari Sungsi Cisadane.


‎Namun yang menarik, meski pasokan air irigasi kecil bahkan cenderung tidak ada,

‎ratusan petani di Desa Pagedangan Udik tetap bisa bertani dan menanam padi.


‎Kepala Desa Pagedangan Udik, Astri Apriyanti menjelaskan, minimnya pasokan air irigasi dari Sungai Cisadane tidak membuat petani di sini menyerah dan tidak bertani.


‎Mereka membuat terobosan dengan sistem pompanisasi untuk mengalirkan air ke sawah-sawah mereka. "Alhamdulillah, selama ini melalui sistem pompanisasi, kami bisa mengairi sekitar 200 hektare sawah milik dari 210 petani," ujar Kades Astri.


Dalam sistem pompanisasi ini, pihaknya menyedot air dari Sungai Cimanceuri dan Cipasilian menggunakan 13 mesin pompa. Lalu air itu dialirkan ke sawah-sawah petani. Dengan pola ini, dalam setahun, petani di Desa Pagedangan Udik bisa dua kali panen.


‎Atas terobosan inovasi yang dilakukan Pemdes Pagedangan Udik, dr. Agus Husen memberi apresiasi. Bahkan, dirinya langsung mengecek rumah pompanisasi yang berlokasi di Kampung Bojong.


‎Agus langsung melihat pengoperasian 3 dari 4 mesin pompa menyedot air dari Sungai Cimanceuri dan dialirkan melalui saluran irigasi hingga akhirnya menyebar ke sawah-sawah warga.


‎Sebelumnya, Kabid Sarana Prasarana DPKP ini juga mengunjungi Desa Pagedangan Ilir dan berdiskusi dengan petani di sana.


‎Dalam diskusi itu, petani mengeluhkan kesulitan air sehingga ada sekitar 150 hektare lahan disana terbengkalai tidak bisa ditanami padi.


‎Kades Pagedangan Ilir, Arief Chaer Muzakir mengatakan, dulu sekitar tahun 80-an, petani di wilayahnya bisa panen setahun tiga kali. Namun saat ini dalam setahun, hanya bisa panen satu kali, itu pun mereka mengandalkan air dari tadah hujan. Hal ini disebabkan air irigasi tidak berfungsi.


Perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Gymas mengakui bahwa debit air Sungai Cisadane memang minim sehingga tidak sampai pada saluran irigasi yang melintasi Desa Pagedangan Udik dan Desa Pagedangan Ilir.


‎"Jujur kami akui, debit airnya memang kecil dan tidak sampai ke sini," kata Gymas yang ikut terjun langsung mengecek rumah Pompanisasi milik Desa Pagedangan Udik.


‎Pihaknya akan menyampaikan keluhan para petani ini ke unsur pimpinan BBWS agar segera ditindaklanjuti. "Yang diinginkan tadi adalah adanya normalisasi sungai agar aliran air lancar dan bisa mengairi sawah petani, baik di Desa Pagedangan Udik, maupun Desa Pagedangan Ilir," katanya.


‎Ananta/TiMS

Posting Komentar