19 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Rawan Banjir-Longsor, Bupati Gelar Rapat Darurat
![]() |
| Foto dok. Pemkab Tangerang. |
TANGERANG, INFOTERBIT - Bupati Tangerang, Moch. Mesyal Rasyid dan Wakil Bupati Intan Nurul Hikmah menggelar rapat mendadak menyikapi cuaca ekstrem yang berkembang.
Rapat darurat yang digelar Selasa (18/11/2925) di Ruang Rapat Wareng, Gedung Bupati Tangerang diikuti jajaran terkait termasuk Balai Besar MKG Wilayah 2.
Bupati Maesyal menyebut, ada 19 dari 29 Kecamatan di Kabupaten Tangerang ini yang rawan bencana mulai dari banjir hingga tanah longsor. Bupati Maesyal pun menekankan agar seluruh wilayah, baik utara maupun selatan, bersiaga karena hujan sudah mulai merata di seluruh kabupaten.
“Artinya kita melihat dari sisi komprehensif. Semua wilayah harus siap, para camat dan OPD terkait sudah kami minta meningkatkan kesiagaan,” terangnya.
Dia juga menekankan kepada para Camat di 19 wilayah bisa menghimbau warganya untuk kerja bakti setiap hari Jum'at. "Tempat evakuasi juga sudah kami siapkan untuk wilayah-wilayah yang biasa terdampak banjir,” imbuhnya.
Ketua Tim Kerja Meteorologi dan Klimatologi, MKG Wilayah II, Ana Oktavia Sejawati menjelaskan bahwa pola iklim tahun ini cukup berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Musim kemarau 2025 berlangsung singkat, sementara hujan datang lebih cepat, khususnya di bagian selatan Kabupaten Tangerang dibandingkan pasaamzññ tahun sebelumnya,” jelasnya.
Ana menegaskan bahwa fase peralihan seperti saat ini justru menjadi periode paling rawan. Potensi cuaca ekstrem, seperti hujan intensitas tinggi, angin kencang, hingga genangan lebih besar terjadi sebelum musim hujan penuh berlangsung.
Lebih lanjut, pihaknya memproyeksikan puncak musim hujan akan terjadi pada Februari 2026, dengan kemungkinan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem, khususnya di wilayah rawan bencana. Untuk itu, pihaknya juga para pemangku kebijakan daerah bisa menjadikan informasi BMKG sebagai dasar penyusunan langkah mitigasi.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu memantau update cuaca melalui kanal resmi BMKG, dan pemerintah daerah menggunakan informasi ini sebagai dasar kebijakan pengurangan risiko bencana,” pungkasnya.
Hms/TiMS
