HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Melihat Ketapang, Kampung Nelayan di Mauk Tangerang yang Pernah 'Mengguncang' Dunia



Catatan Ananta Putra
Founder/Pemimpin Redaksi Infoterbit.com

Kampung nelayan Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang pernah "mengguncangkan" dunia. Di tahun 2022, kampung ini pernah dikunjungi 140 delegasi dari 9 negara Asia Timur.


‎Ke-9 negara itu adalah Malaysia, Filipina, Kamboja, Timor Leste, Korea Selatan, Jepang, China, Vietnam, dan Indonesia. Negara-negara ini adalah anggota Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG).


‎PEMSEA PNLG adalah organisasi negara-negara yang mempunyai kawasan pesisir laut. Ahmed Zaki Iskandar yang saat itu menjabat Bupati Tangerang juga sebagai Wakil Presiden PEMSEA PNLG.


‎Lewat forum inilah, negara-negara yang punya kawasan pesisir berkumpul untuk membahas bagaimana merehabilitasi kawasan pesisir laut yang kumuh.


‎Desa Ketapang jadi percontohan kesuksesan pembangunan kawasan pesisir bagi negara-negara tersebut.


‎Ahmed Zaki Iskandar begitu bangga saat memamerkan keindahan kawasan kampung nelayan Ketapang kepada utusan dari 9 negara.



Nyatanya memang benar. Kampung nelayan Ketapang disulap. Dari kampung kumuh jadi kampung cantik. Puluhan rumah nelayan diperbaiki. dari yang tadinya berbahan bambu, kini jadi permanen. Catnya dibuat warna-warni, mirip pelangi. Lengkap dengan fasilitas MCK yang memadai.


‎Pembangunan juga menyentuh infrastrukrur lingkungan kampung nelayan. Diantaranya pelabuhan pelelangan ikan, pos tambat labuh, pembangunan plaza, kios UMKM, stasiun pengisian bahan bakar, koperasi nelayan, penataan jembatan, penataan lahan parkir, pembuatan plaza hutan mangrove hingga normalisasi saluran.


‎Dan, salah satu yang jadi kebanggaan yakni pembangunan wisata Ketapang Urban Aquaculture. Di kawasan ini, pengunjung bisa berjalan-jalan diantara hutan mangrove melalui jembatan melingkar atau Fying Deck.


‎Selain untuk pariwisata berbasis lingkungan, Ketapang Urban Aquaculture jadi pusat konservasi mangrove.


‎Daya Tarik Kampung Nelayan Ketapang

‎Yang menarik, meski kampung nelayan Desa Ketapang telah disulap total jadi lebih berwarna dan terlihat modern, namun desa ini tetap mempertahankan ciri khas perkampungannya.


‎Seperti yang diungkapkan Bupati Tangerang saat itu Ahmed Zaki Iskandar. Kampung Nelayan Ketapang berbeda dengan pemukiman nelayan di Da Nang, Vietnam.


‎Perbedaan utamanya adalah, di Da Nang, kawasan nelayan kumuh diubah menjadi modern, sementara di Ketapang, meskipun ada upaya pembangunan dan perbaikan, namun tetap menjaga keaslian perkampungan nelayannya. Sebab, Desa Ketapang menekankan pada pelestarian lingkungan dan budaya lokal.


‎Saat tim Infoterbit.com mengunjungi Kampung Ketapang beberapa hari lalu, nuansa tradisional kawasan itu masih cukup kental.


‎Di sepanjang pantai, kita akan menemukan deretan perahu tradisional yang digunakan para nelayan untuk mencari ikan. Puluhan perahu tradisional warna-warni milik nelayan terlihat bersandar di dermaga.


‎Pengunjung dapat melihat langsung aktivitas nelayan seperti menangkap ikan, dan menjemur hasil tangkapan. Ada juga sejumlah nelayan yang sedang memperbaiki jaring sebelum berangkat melaut.


‎Di sisi lain, ada beberapa nelayan yang terlihat memperbaiki kapal, bahkan ada yang sedang membuat kapal tradisional berbahan kayu.


‎Sementara, tak jauh dari dermaga kapal, terlihat ratusan ibu-ibu, istri para nelayan, sedang bekerja mengupas kerang hijau. Mereka kerja dengan upah harian, mengupas kerang hijau yang dagingnya akan dikirim untuk memenuhi kebutuhan restoran-restoran seafood di Jakarta.


‎Semua itu dikerjakan secara manual, tanpa mesin. Bahkan, untuk merebus kerang sebelum dikupas, nelayan disana juga masih memanfaatkan bahan bakar kayu maupun bambu yang mereka dapat dari puing-puing yang terbawa banjir rob.


‎Begitulah suasana Desa Ketapang, yang jadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang mengunjunginya. Sebuah kampung nelayan yang masih terasa begitu autentik.


‎Catatan Ananta, Kamis 19 Juni 2025


Posting Komentar