Menikmati Mandi Tengah Malam di Kolam Pemandian Batu Quran Pandeglang
TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Berlokasi di kaki Gunung Karang, Kolam Pemandian di kompleks peziarahan Batu Quran menjadi salah satu daya tarik para pengunjung. Mereka yang datang tidak hanya dari wilayah Pandeglang, Banten dan sekitarnya saja. Tapi juga dari berbagai daerah lain di Indonesia.
Kolam pemandian ini merupakan sumber mata air yang terletak di Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.
Yang menarik, pengunjung tak hanya datang saat pagi hingga sore saja. Pada malam hari, termasuk dini hari, kolam pemandian ini juga dikunjungi warga untuk mandi.
Konon, air kolam Batu Quran ini dipercaya bisa jadi media penyembuhan berbagai penyakit dan untuk awet muda.
"Saya datang ke sini malam hari. Mulai mandi di atas jam 00.00 Wib, jadi masuknya dini hari. Kalau malam seperti ini, relatif lebih sepi dibandingkan pagi atau siang hari," ujar Abeng, pengunjung asal Mekar Baru, Kabupaten Tangerang.
Untuk sampai ke lokasi pemandian, di pos tiket, per pengunjung cukup membayar dengan uang Rp10 ribu. Menurut petugas di sana, biaya tiket ini digunakan untuk biaya perawatan dan pemeliharaan wisata Batu Quran.
Sementara, bagi pengunjung yang tidak membawa kain untuk basahan tidak perlu khawatir. Sebab, di sepanjang gang menuju lokasi, banyak terdapat penjual celana maupun kain untuk basahan dengan harga terjangkau.
Pengunjung lainnya, Marnan mengatakan, mandi tengah malam di kolam pemandian alam seperti ini menimbulkan sensasi tersendiri.
"Orang biasanya malas kalau mandi dini hari dengan alasan dingin. Tapi buat saya tidak. Berendam di air kolam pemandian Batu Quran justru terasa hangat dan menyehatkan," ujar pengunjung asal Tangerang ini.
Peninggalan Syekh Maulana Mansyuruddin
Dalam catatan sejarah, Kolam Pemandian Batu Quran ini merupakan peninggalan Syekh Maulana Mansyuruddin. Beliau adalah putra dari Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa.
Syekh Maulana Mansyuruddin adalah salah satu ulama besar di zaman Kesultanan Banten abad ke-15. Beliau menyebarkan Islam di Kawasan Banten Selatan. Syekh Maulana Mansyuruddin meninggal dunia tahun 1672 M dan dimakamkan di Cikaduen Pandeglang.
Hingga kini, makam beliau sering diziarahi oleh masyarakat luas, tidak hanya masyarakat dari Banten tetapi juga dari luar Banten.
Konon, sumber mata air di sini muncul saat beliau pulang dari berhaji di tanah suci Mekkah. Saat itu muncul di suatu mata air yang terdapat di daerah Cibulakan Banten, mata air tersebut memancur sangat deras.
Kolam yang dalamnya sekitar satu meter itu, hingga kini tetap memancarkan air. Meski saat musim kemarau, air kolam pemandian alam ini tidak pernah kering.
ANANTA/TiMS