HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Dua TKW, Satu Diantaranya Asal Tirtayasa Serang Nyaris Dijadikan PSK di UEA

Foto dok. BP3MI Banten

BANTEN, INFOTERBIT - Dua pekerja migran Indonesia (PMI)/TKW nyaris dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di Uni Emirat Arab (UEA).


‎Kedua TKW itu masing-masing berinisial RO, warga Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang dan SP asal Cianjur Jawa Barat.


‎Informasi yang dihimpun Balai Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Banten, RO dan SP bekerja pada majikan perseorangan di Uni Emirat Arab dan awalnya diberangkatkan oleh sponsor perorangan yang merupakan kakak kandungnya sendiri.


‎Selama di UEA, RO mendapat perlakuan yang kurang baik dan disuruh melakukan pekerjaan di luar kontrak.


‎Pada 13 Oktober 2025, RO melarikan diri ke KBRI Abu Dhabi dan melaporkan dirinya telah menjadi korban dan dipaksa bekerja sebagai PSK oleh warga negara Bangladesh di lokalisasi prostitusi Al Ain.


‎Ia berhasil kabur tepat saat baru tiba di lokasi prostitusi, meski sebelumnya sempat alami pemukulan oleh mucikari di tempat tersebut.


‎Kejadian yang sama juga dialami oleh Pekerja Migran berinisial SP yang juga diberangkatkan oleh kerabatnya sendiri dan tidak mendapat kesesuaian antara janji sponsor dengan pekerjaan yg dilakukan, lalu kabur dari majikan, dan disekap oleh warga negara Bangladesh untuk dijadikan PSK.


‎Saat ini RO dan SP diantarkan oleh Pihak BP3MI Banten ke Rumah Perlindungan Trauma Center Bambu Apus milik Kementerian Sosial RI untuk dilakukan assesment dan rehabilitasi untuk penanganan trauma yang dialami.


‎Ketua Forum Perlindungan Migran Indonesia (FPMI) Banten Marnan Sarbini mengatakan, hingga saat ini Uni Emirat Arab masih berstatus moratorium sebagaimana yang telah disebutkan dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 260 Tahun 2015.


‎Karena itu, RO maupun SP diberangkatkan secara ilegal atau nonprosedural.


‎Pihaknya mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap tawaran bekerja di wilayah Timur Tengah untuk menjadi pekerja rumah tangga. Sebab, ada risiko pekerja migran mengalami eksploitasi seksual.


‎"Kami minta kepada masyarakat agar berhati-hati atas tawaran bekerja ke Timur Tengah sebagai pekerja rumah tangga," kata Marnan.


‎Ananta/TiMS

Posting Komentar